Kamis, 23 Februari 2012

Mazmur 15

"TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? ..Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya."

Mazmur 15 sering disebut sebagai Mazmur yang berisi etika (tata susila) dan moral (nilai kebenaran secara umum). Mazmur yang berasal dari Daud ini memuat dasar etika dan moral secara ringkas, namun di dalamnya terkandung banyak hal yang sangat esensial atau penting untuk kita perhatikan dan tentu berhubungan erat dengan faktor integritas yang harus dimiliki oleh orang-orang percaya. Mari kita lihat pesan-pesan moral dan etika yang terkandung dalam Mazmur 15 secara lengkap.

(1) Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?
(2) Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya,
(3) yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya;
(4) yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi;
(5) yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.

Mazmur 15 memang hanya terdiri dari 5 ayat tetapi nilai yang terkandung di dalamnya sungguh banyak dan orang yang mampu mengamalkan seluruhnya akan sangat terlihat berbeda di tengah-tengah dunia. Secara ringkas kita bisa melihat tiga hal penting yang terangkum di dalam Mazmur 15 yang unik ini.

1. Kualitas moral yang tidak bercela. (ay 2)

  • Anak-anak Tuhan sudah seharusnya menjadi teladan dari sebuah kehidupan yang tidak bercela. Sebab jika bukan kita siapa lagi? Kehidupan yang tidak bercela bukanlah sesuatu yang hanya berbicara secara sempit karena menyangkut berbagai sendi kehidupan seperti keluarga, hubungan sosial di dalam masyarakat, dalam pekerjaan, dalam studi dan bentuk-bentuk hubungan lainnya. Setiap saat dunia akan terus menawarkan berbagai hal yang berpusat kepada kepuasan dan kenikmatan daging dan itu bukanlah sesuatu yang seharusnya kita ikuti. Firman Tuhan dengan jelas berkata "Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:17). Kita tidak boleh melupakan hakekat diri kita yang sudah menjadi ciptaan baru ketika menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. (2 Korintus 5:17). Alangkah sia-sianya semua itu jika kita malah masih menjadi ciptaan yang lama.

2. Melakukan apa yang adil dan benar, tidak memanfaatkan kelemahan orang lain, berbuat jahat dan mengambil untung atau kesempatan dari orang yang berada dalam posisi lemah. (ay 2,3,5).

  • Pikirkanlah, betapa kita sering bersikap egois, hanya mementingkan keadilan bagi diri kita tetapi melupakan keadilan bagi orang lain. Sebagai orang percaya kita seharusnya juga mau memberikan keadilan dan kebenaran, meski hal itu mungkin tidak menguntungkan kita bahkan bisa mengarah pada konsekuensi-konsekuensi yang menyulitkan kita. Firman Tuhan berkata"Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." (Yakobus 3:16). Artinya ketika kita hanya mementingkan diri sendiri saja, maka ada banyak jebakan dosa yang akan timbul dan terus meningkat.

3. Jujur dalam perkataan (ay 2,3)

  • Jangan sampai dari mulut kita keluar kata-kata yang mengarah pada fitnah, kebohongan hingga kata-kata kutuk. Firman Tuhan sudah menyatakan bahwa berkat dan kutuk bisa keluar dari satu mulut yang sama. "dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi." (Yakobus 3:10). Sudah saatnya kita mempergunakan mulut untuk membangun dan memberkati orang lain, bukan sebaliknya menjatuhkan bahkan menghancurkan mereka. Tidak gampang untuk berkata jujur, karena seringkali ada konsekuensi di balik itu yang akan merugikan kita. Tetapi biar bagaimanapun sebagai anak-anak Tuhan kita harus menjunjung tinggi kebenaran apapun resikonya. Yesus bersabda "Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat." (Matius 5:37). Berkata benar dan jujur merupakan keharusan bagi kita, dan tentu saja apa yang kita katakan harus pula tercermin dalam perbuatan dan perilaku kita. Jika tidak demikian, bagaimana kita bisa mengaku berkata jujur?


Ketiga hal ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Tetapi inilah pesan-pesan moral dan etika yang sudah selayaknya mewarnai kehidupan orang-orang percaya. Untuk membangun diri yang berkualitas dimana didalamnya terdapat integritas maka Mazmur 15 sudah barang tentu harus bisa tercermin dari kehidupan kita. Sekali lagi, memang tidak mudah. Tetapi kita bisa mengambil komitmen untuk memulainya dari sekarang. Sebagai warga Kerajaan Allah, mari kita hidup dengan merepresentasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebaik-baiknya. Jika tidak, jangan bermimpi kita bisa menjadi terang dan garam bagi dunia.

Tidak ada komentar: