Senin, 08 Desember 2008
Hancock
Film yang dibintangi oleh Will Smith ini cukup menghibur walaupun aku agak bingung soal alur ceritanya. Ini bukan disebabkan oleh ceritanya yang jelek atau apa, tapi karena tidak ada subtitlenya, jadi kita hanya mengandalkan listening. Jadi cukup sulit juga memahami film ini.
Pada awalnya kukira ini film tentang para pendaki gunung
cos terlihat Hancock memakai kacamata gunung. Ternyata film ini bercerita tentang superhero. Tapi superhero ini beda dengan superhero yang lain, dimana biasanya superhero macam spiderman, batman, menutup identitas aslinya dan berwibawa tapi Hancock malah tampil layaknya preman, suka minum, sering mabuk-mabukkan, dan bukannya membuat suasana tenang malah sering membuat kekacauan baru. Jadi banyak masyarakat kota New York yang merasa jengkel kepadanya. Lebih baik ia diam daripada membuat keonaran. Tapi semua itu berubah sejak ia bertemu dengan Ray Embrey (Jason Bateman). Pria satu ini merubah Hancock dengan menyuruhnya menyerahkan diri ke polisi, walaupun sebenarnya Hancock bisa kabur dengan kekuatannya.
Selama di penjara kelakuan Hancock menjadi jauh lebih baik, malah dia menjadi teman polisi dalam memberantas kejahatan. Tapi konflik mulai muncul ketika ternyata istri Ray, Mary (Charlize Theron) mempunyai hubungan di masa lalu yang sudah lama dengan Hancock. Peristiwa masa lalu yang membuat ingatan Hancock hilang dan tidak tahu siapa Mary atau dirinya sendiri menimbulkan konflik dan perkelahian antara dua manusia super. Adegan ini walaupun didukung spesial efek yang meyakinkan, tapi bagi saya kurang mengesankan karena emosi Mary dan Hancock selama berkelahi juga tidak diekspos secara baik oleh kedua pemeran. Ternyata mereka berdua adalah yang terakhir dari ras atau bangsa kuno berkekuatan super, yang bila menemukan atau berada dekat pasangan sejatinya akan kehilangan kekuatan, menjadi manusia biasa, menua dan mati. Mary memilih meninggalkan Hancock yang kebetulan hilang ingatan setelah insiden puluhan tahun lalu demi menyelamatkan nyawa mereka berdua.
Dan konflik puncak di film ini terjadi di rumah sakit setelah Hancock terluka waktu beraksi di supermarket. Sejumlah napi yang meloloskan diri mencoba membalas dendam dan memanfaatkan Hancock yang sedang lemah dan terluka. Mary mencoba melindungi namun juga ikut terluka. Sadar bahwa dirinya dan Mary bisa mati, Hancock mati-matian melawan serta terbang menjauh dari Mary agar mereka berdua tetap hidup. Di akhir cerita, Hancock diceritakan tetap berhubungan dengan Ray dan Mary walau kini terpisah jauh.
Satu lagi para musuh Hancock di film ini biasa saja hanya penjahat biasa, berbeda dengan musuh-musuh Spiderman, jadi bisa dengan mudah dikalahkan. Dan juga kata-kata makian ”Asshole” cukup sering didengar di film tidak begitu mengundang tawa. Tapi di film ini kita bisa memetik suatu pelajaran bahwa superhero atau manusia kuat, pintar, cerdas itu juga manusia biasa, punya perasaan dan emosi, yang cara mengekspresikannya bisa positif dan negatif. Nilai 7 aku berikan untuk Hancock yang mencatat box office dan rencana akan dibuat sequelnya bila ternyata sukses di pasar.
Tambahan lagi gambar pantulan kacamata yang di pakai Hancock itu bundaran HI loh... Kok bisa ya??? Aku sih ga begitu memperhatikan Cuma waktu aku searching di internet banyak orang yang membahas ini. Tapi ga papa deh itung-itung buat ngenalin Indonesia dan bundaran HI ke masyarakat dunia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar