Jumat, 11 Maret 2011

Merampas Hak Milik



Senin, 7 Maret 2011, saya membaca sebuah renungan berdasarkan Injil Markus 12:1-12. Injil tersebut sangat mengisnpirasi saya. Injil tersebut berkisah tentang para penggarap kebun anggur yang memukul dan membunuh hamba-hamba pemilik kebun itu. Mereka juga membunuh anak pemilik kebun itu. Pembunuhan ini dilakukan untuk merampas milik orang lain. SERAKAH.
Sejarah terus membuktikan, banyak pembunuhan terjadi karena perampasan milik. Revolusi Prancis pecah karena para penguasa dan pemimpin agama “merampas” hak milik para buruh dan rakyat kecil. Pada masa Orde Baru banyak terjadi penculikan dan pembunuhan demi penumpukan harta penguasa. Para koruptor merampas milik rakyat untuk memperkaya diri dan keluarga.
Dosa manusia pun berakar pada perampasan hak milik itu. Adam dan Hawa mengambil buah pohon terlarang, yang merupakan pohon milik Allah. Orang Israel membunuh para nabi yang adalah milik Allah, demi mempertahankan kekuasaan mereka. Mungkin kita sendiri juga sering merampas milik Allah dan sesame. Barangkali dengan mudah kita meninggalkan iman demi meraih harta dan kuasa, bawahan kita beri gaji sangat rendah demi menumpuk harta milik kita. Kita lebih memilih sikap tidak peduli daripada memperhatikan sesame, terlebih mereka yang lemah. Orang lain pun punya hak untuk kita perhatikan. Seandainya kita bisa melakukan semua itu, betapa damainya dunia. Sulit memang sulit tapi bukan sesuatu yang mustahil. So, renungkanlah seberapa jauh kita “membunuh” yang lain, merampas milik orang lain dan milik Tuhan demi kepentingan kita. Ayo kita kembalikan hak milik sesama dan hak milik Allah itu.

Bersikap Tegas


Pepatah kuno mengatakan “Pengalaman adalah guru yang paling berharga”. Saya akui pepatah itu benar adanya. Saya akan sedikit share tentang apa yang saya alami yang mungkin bisa menjadi sumber pelajaran bagi Para Winner’s.
3 hari lalu saya salah seorang teman saya datang dengan maksud menemaninya untuk sebuah urusan. Tanpa ada janji terlebih dahulu sehingga saya agak berat untuk ikut karena 2 jam lagi saya ada janji  menonton sebuah pertandingan dengan kawan saya yang lain yang tentunya tidak boleh saya batalkan. Karena saya ‘SUNGKAN’ saya ikut menemani teman saya dengan janji urusan akan selesai dalam waktu yang saya tentukan. Di perjalanan macet. Belum sempat sampai tempat tujuan sudah memakan 45 menit. Sampai di tujuan masih ada waktu aku untuk menemaninya. Namun urusan dia belum kelar kelar, waktu terus berjalan. Saya harus balik segera. Jelas tidak mungkin karena jika saya balik duluan, otomatis teman saya tinggal dan saya jemput lagi dengan asumsi waktu pertandingan 5 jam dari sekarang. Di dalam situasi ini siapa yang egois? Sungguh sulit menentukan, karena kedua-duanya salah. Saya akui saya salah karena saya ‘SUNGKAN’ untuk menolak ajakan teman saya. Tidak tegas. Dan teman saya salah karena janji bahwa urusan akan selesai dalam waktu yang saya tentukan. Akhirnya acara saya sedikit berantakan dan tidak bisa begitu menikmati pertandingan.
Terakhir saya katakan JADILAH SESEORANG YANG TEGAS.

Kemanakah Sinetron Yang Mendidik ?


Sudah lama tulisan ini saya buat, namun baru kali ini sempat saya posting.
Pagi-pagi habis nganterin ibu kerja, trus olahraga ringan sambil liat tv. Pas ganti-ganti chanel tv, saya tertarik untuk melihat 1 sinetron lama yang menurut saya abadi, Si Doel Anak Sekolahan. Sinetron yang dibintangi oleh Rano Karno, Suti Karno, Alm. H Benyamin S, Alm. Basuki, Alm. Pak Tile, Mandra, Cornelia Agatha, Maudy Koesnaidy, Nunung, dan masih banyak lagi serasa membawa saya kembali ke tahun 95-an, dimana waktu itu saya masih TK. Sinetron Si Doel juga sinetron-sinetron pada masa itu sangat beda dengan sinetron – sinetron jaman sekarang yang terkesan mengada-ada dan tidak realita sama sekali. Sinetron jaman sekarang hanya mengandalkan genre cinta yang ceritanya itu-itu saja, tidak ada improvement serta tidak mementingkan sinematografi serta unsur pendidikan atau pelajaran setelah melihatnya. Mungkin daya tariknya adalah bintang-bintang sinetronnya yang cakep2, lebih dari itu tidak ada.

Selain si doel ada 1 sinetron lagi yang saya ingat, yaitu Keluarga Cemara. Sangat mendidik sinetron satu ini, banyak pesa-pesan positif yang dapat diambil.

Seandainya bila stasiun tv jeli mereka bisa memutar kembali sinetron-sinetron jaman dahulu atau juga sitkom yang pernah tenar pada waktu itu seperti, Ada-ada saja, Gara-gara, Lika liku laki laki, warkop dki, dan masih banyak lagi.


Selasa, 01 Maret 2011

Afirmasi

Sudah hampir 2 minggu ini saya tidak sempat menulis blog dikarenakan pergi ke luar kota. Namun kepergian saya bukan berarti tidak adanya inspirasi baru dalam hidup saya. Saya malah belajar suatu hal yang sebenarnya sudah lama saya tahu namun jarang sekali saya lakukan. Membayangkan. Loh apa yang menarik dari 'Membayangkan'. Akhir-akhir ini 'Membayangkan' menjadi lebih terkenal dengan kata 'Afirmasi'. So, bila kita dengan sungguh-sungguh mengharapkan apa yang kita inginkan atau harapkan maka alam semesta akan membuat segalanya menjadi kenyataan dengan membuang energi negatif dan mengumpulkan energi positif. Mungkin awalnya terdengar lucu dan gampang sekali. Namun afirmasi membutuhkan keyakinan yang kuat di alam bawah sadar kita. Seperti yang saya alami kemarin. Dari dulu saya menginginkan sepatu basket dan tanpa saya minta energi positif mendatangi saya berupa bude saya yang membelikan sepatu untuk saya. Lalu ada lagi, sudah berbulan-bulan saya ingin makan sate kambing namun ga kesampean. Pas tidur saya membayangkan bagaimana lezatnya sate kambing dan kejadian, saya diajak makan sate kambing oleh keluarga saya. Ternyata berhasil Afirmasi saya tersebut dan kini saya mulai percaya dan terus mencoba dengan hal-hal lain. Para Winner's juga patut mencoba....