Rangkuman Akutansi Internasional :
Bab VII
Bab VII
Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga
PENDAHULUAN
Fluktuasi
nilai mata uang dan perubahan dalam harga uang atas barang dan jasa
merupakan karakteristik yang tak terpisahkan dalam bisnis
internasional. Untuk memahami istilah perubahan harga (changing
prices), kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan
pergerakan harga spesifik, yang keduanya termasuk dalam istilah
perubahan harga itu. Suatu perubahan harga umum terjadi apabila
secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu
perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan
disebut sebagai inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga
disebut sebagai deflasi (deflation).
Menurut
John F. Boschen dan Charles L. Weise dalam Journal of Money,
Credit, and Banking (juni 2003) Bukti menunjukkan bahwa
kebijakan moneter dan fiskal yang agresif yang dirancang untuk
mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pengeluaran yang
berlebihan akibat pemilihan umum nasional, dan pengaruh inflasi
internasional merupakan penjelasan atas penyebab timbulnya inflasi.
Namun demikian permasalahannya tidaklah sesederhana itu. Perubahan
harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa
tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan
penawaran. Kehancuran sosial dan politik yang ditimbulkan oleh
rangkaian periode hiperinflasi (ketika laju inflasi meningkat lebih
dari 50 % tiap bulannya) terdokumentasi dengan baik dan hal ini
menjelaskan mengapa tingkat harga yang stabil menjadi prioritas
nasional bagi banyak negara di dunia, kalangan usaha juga merasakan
pengaruh inflasi pada saat harga factor produksi meningkat. Meskipun
perubahan harga terjadi diseluruh dunia, pengaruh terhadap pelaporan
bisnis dan keuangan berbeda-beda dari satu negara ke negara lain.
- LAPORAN KEUANGAN MEMILIKI POTENSI UNTUK MENYESATKAN SELAMA PERIODE PERUBAHAN HARGA
Selama
periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi
awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi).
Ketidak akuratan pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan
yang didasarkan pada data seri waktu historis (2) anggaran yang
menjadi dasar pengukuran kinerja dan (3) data kinerja yang tidak
dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
Kenaikan
dalam proporsi pajak
Permintaan
dividen lebih banyak dari pemegang saham
Permintaan
gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja
Tindakan
yang merugikan dari negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak
keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan
untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam
daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca
laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja
operasi perusahaan yang dilaporkan. Dalam periode inflasi, pendapatan
umumnya dinyatakan dalam mata uang dengan daya beli umum yang lebih
rendah (yaitu daya beli periode kini), yang kemudian diterapkan
terhadap beban terkait. Prosedur akuntansi yang konvesional juga
mengabaikan keuntungan dan kerugian daya beli yang timbul dari
kepemilikan kas (ekuivalennya) selama periode inflasi.
Oleh
karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna
dilakukan karena :
Pengaruh
perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang
dihadapi suatu perusahaan.
Mengelola
masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada
pemahaman yang akurat atas masalah tersebut.
Laporan
dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh
perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha
menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah
tersebut.
Meskipun
laju inflasi melambat, akuntansi perubahan harga tetap berguna karena
efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu dapat menjadi
signifikan.
- JENIS PENYESUAIAN INFLASI
Seri
statistik yang mengukur perubahan baik dalam harga umum maupun harga
spesifik pada umumnya tidak bergerak secara pararel. Setiap jenis
perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran
posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan dan ditimbulkan
oleh adanya tujuan-tujuan berbeda yang tersembunyi.
Penyesuaian
Tingkat Harga Umum
Jumlah
mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum
(daya beli) disebut sebagai mata uang konstan biaya histories atau
ekuivalen daya beli umum. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan
sedemikian rupa disebut sebagai jumlah nominal. Sebagai contoh,
selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan
didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata
uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan
terhadap laba periode kini, pendapatan, yang mencerminkan daya beli
kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang
lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli.
Penyesuaian
Biaya Kini
Model
biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam dua aspek
utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan
biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat
didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa
memperhitungkan komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan
kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan. Satu cara untuk
mempertahankan modal adalah dengan menyesuaikan posisi aktiva bersih
awal perusahaan (yang menggunakan indeks harga spesifik yang tepat
atau penentuan harga langsung) untuk mencerminkan perubahan dalam
ekuivalen biaya kini aktiva selama periode berjalan.
- SUDUT PANDANG INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI INFLASI
Beberapa
Negara telah mencoba akuntansi inflasi yang berbeda-beda. Praktik
actual juga mencerminkan pertimbangan pragmitis seperti parahnya laju
inflasi nasional dan pandangan yang pihak-pihak yang secara langsung
dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi inflasi. Mengamati beberapa
metode akuntansi inflasi yang berbeda sangat bermanfaat pada saat
menilai kondisi paling muktahir saat ini.
- Negara Amerika Serikat
Pada
tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan /
SFAS No.33, yang berjudul “ Pelaporan Keuangan dan Perubahan Nilai”
pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki
persedian dan aktifa tetap bernilai lebih dari $125 juta atau aktiva
lebih dari $1 miliyar, untuk selama 5 tahun mencoba melakukan
pengungkapan daya beli konstan biaya historis sebagai kerangka dasar
pengukuran dasar untuk laporan keuangan utama.
Banyak
pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan
SFAS No.33 menemukan bahwa :
- Pengungkapan ganda yang diwajibkan FASB membingungkan.
- Biaya penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
- Pengungkapan daya beli biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan dengan biaya kini. Akhirnya diterbitkan SFAS N0.88 untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan menjadi titik awal standar akuntansi inflasi masa depan.
Perusahaan
pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk
masing-masing dari 5 tahun terakhir :
- Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainya.
- Laba dari opersi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
- Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan.
- Setiap agregrat penyesuaian translasi mata uang asing berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
- Aktiva bersih pada akhir tahun menurun dasar biaya kini.
- Laba per saham menurut dasar biaya kini
- Deviden per saham biasa
- Harga pasar akhir tahun perlembar saham biasa
- Tingkat indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari opersi berjalan.
Panduan
pengungkapan SFAS No.88 juga mencakup operasi luar negeri yang
dimasukkan dalam laporan konsolidasi induk perusahaan dari AS
perusahaan yang ,engadopsi dolar sebagai mata uang fungsional untuk
mengukur operasi luar negerinya memandang operasi-operasi dari sudut
pandang mata uang induk perusahaan.Akibatnya akun-akun operasi harus
ditranslasi ke dalam dolar, kemudian disesuaikan dengan inflasi AS.
Perusahaan multinasional yang mengadopsi mata uang local sebagai mata
uang fungsional untuk kebanyakan operasi luar negerinya menggunakan
sudut pandang mata uang local. FASB memperbolehkan perusahaan
tersebut untuk mengunakan metode translasi sajikan ulang atau
menyesuaikan diri terhadap inflasi luar negeri dan kemudian melakukan
translasi kedalam dolar AS. Dengan demikian, penyesuai terhadap data
biaya kini untuk mencerminkan inflasi dapat didasarkan pada indeks
tingkat harga umum AS atau luar negeri.
- Negara Inggris
Komite
Standar Akuntansi Inggris / ACS menerbitkan “Pernyataan Standar
Praktik Akuntansi 16 / SSAP, “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa
percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980. Meskipun SSAP 16 dibatalkan
pada tahun 1988, metodologinya direkomendasikan untuk
perusahaan-perusahaan yang secara sukarela melaporkan akun-akunnya
yang disesuaikan terhadap inflasi. Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33
adalah:
Apabila
standar AS mengharuskan akuntansi biaya konstan dan kini, SSAP 16
hanya mengadopsi metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
Apabila
penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya
kini di Inggris mengwajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya
kini, beserta catatan penjelas.
Standar
di Inggris memperbolehkan 3 pilihan pelaporan :
- Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
- Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
- Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satuny akun yang dilengkanpi dengan informasi biaya historis yang memadai.
Dengan
perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pos-pos
moneter, FAS 33 menharuskan pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap
angka. SSAP 16 mengaharuskan dua angka yang keduanya mencerminkan
pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu,
- Penyesuaian modal kerja moneter ( Monetary Working Capital Adjustment) / MWCA Mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya.
- Mekanisme Penyesuaian Memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva nonmoneter perusahaan.
- Negara Brasil
Walaupun
tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di
Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan-Hukum
Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan Pasar Modal Brasil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan
ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan
menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk
mengukur devaluasi mata uang local.
Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter. Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan jumlah investasi pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan laju inflasi. Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi perusahan terhadap aktiva moneter bersihnya.
- BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Secara
khusus laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan
dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada
kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus disajikan
ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca. Aturan ini
juga berlaku untuk angka terkait dalam periode sebelumnya. Keuntungan
atau kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau
aktiva moneter bersih dimasukan kedalam laba kini. Perusahaan yang
melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan :
Fakta
bahwa penyajian ulang untuk perubahan dalam daya beli unit pengukuran
telah dilakukan.
Kerangka
dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan utama
yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini.
Identitas
dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan
perubahannya selama periode pelaporan.
Keuntungan
atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut.
- ISU-ISU MENGENAI INFLASI
Terdapat
4 isu akuntansi inflasi diantaranya :
- Apakah dollar konstan atau biaya kini yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi.
- Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
- Akuntansi inflasi luar negeri.
- Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
- KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN INFLASI
Perlakuan
keuntungan dan kerugian pos-pos moneter (yaitu kas, piutang, dan
utang) tergolong kontroversial. Penelitian kami terhadap praktik di
berbagai negara mengungkapkan perbedaan yang penting dalam hal ini.
Di Amerika, keuntungan atau kerugian pos-pos moneter ditentukan
dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan saldo
akhir. Serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter
(termasuk utang jangka panjang), angka yang dihasilkan diungkapkan
sebagai saldo terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan
kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis
pendapatan yang lain.
- KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KEPEMILIKAN
Akuntansi
untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2 bagian :
- Laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi).
- Keuntungan yang belum direalisasi yang imbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi.
Kenaikan
dalam biaya penggantian aktiva operasi yaitu proyeksi arus keluar
yang lebih tinggi untuk mengganti peralatan, bukanlah suatu
keuntungan baik itu direalisasikan atau tidak. Apabila laba berbasis
biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat
digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan
aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi equitas pemilik yang
merupakan bagian dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk
mempertahankan modal fisiknya.
- AKUNTANSI UNTUK INFLASI DILUAR NEGERI
Para
investor memberi perhatian terhadap potensi perusahaan untuk
menghasilkan deviden, karena nilai investasi mereka sangat tergantung
pada deviden dimasa depan. Potensi suatu perusahaan untuk
menghasilkan deviden berkaitan langsung dengan kapasitasnya untuk
memproduksi barang dan jasa. Jika suatu perusahaan mempertahankan
kapasitas produksinya, baru ada suatu deviden masa depan yang dapat
dipertimbangkan. Menyajikan ulang akun-akun perusahan luar negeri dan
domestik menjadi ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi
yang relevan dengan keputusan. Informasi ini memberikan kesempatan
kepada investor untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin yang
menyangkut deviden dimasa depan. Jauh lebih mudah untuk membandingkan
dan mengevaluasi hasil konsolidasi seluruh perusahaan daripada yang
dilakukan dewasa ini.
- MENGHINDARI KEJATUHAN GANDA
Ukuran
penyesuaian yang terjadi untuk menghapuskan kejatuhan ganda
tergantung pada kurs dan perbedaan inflasi dan berhubungan secara
negatif. Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok penjualan atau
beban depresiasi dimaksudkan untuk mengurangi besarnya laba untuk
menghindari penilaian lebih laba bersih. Karena pengaruh hubungan
terbalik antara inflasi lokal dan nilai mata uang, perubahan kurs
valuta asing diantara laporan keuangan yang berurutan yang umumnya
disebabkan oleh inflasi menyebabkan timbulnya sebagian pengaruh
inflasi terhadap hasil operasi perusahaan. Untuk menghindari proses
penyesuaian terhadap pengaruh inflasi sebanyak dua kali, penyesuaian
inflasi harus memperhitungkan kerugian translasi yang sudah tercemin
dalam hasildari suatu perusahaan.
REFERENSI
Choi, F. D., & Meek, G. K. (2005). International Accounting .
Jakarta: Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar