Minggu, 20 Juli 2014

Renungan Harian Senin, 21 Juli 2014 (Hari Biasa Pekan XVI)

Mik 6:1-4.6-8
Mzm 50:5-6.8-9.16bc-17.21.23

Mat 12:38-42
    
"Kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus"

Kehadiran Yunus di Niniwe sebagai utusan Tuhan untuk menyampaikan ajakan pertobatan dengan disertai ancaman ditanggapi dengan baik oleh orang-orang Niniwe (Yun 3). Mereka semua menyesal, berkabung dan bertobat. Mereka mampu membaca dengat tepat kehendak Tuhan yang ditandai dengan kehadiran Yunus. Lain dengan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka memang lebih ahli dalam Kitab Suci dan Agama Yahudi, tetapi mereka tidak mampu membaca dan menangkap tanda kasih Allah yang dinyatakan dalam kehadiran Yesus. Padahal, Yesus tidak hanya menyampaikan ajakan pertobatan (Mrk 1:15; Mat 4:17) tetapi mengajar dengan menakjubkan (Luk 4:31-32.42-44) juga membuat banyak mukjizat, mulai dari menyembuhkan banyak orang sakit (Luk 7:21), mengusir setan (Mat 8:16.28-34), meredakan angit ribut (Mat 8:23-27), menggandakan roti (Yoh 6:5-15), dll. 

Dalam hidup kita sehari-hari, Tuhan pun senantiasa hadir dan membuat aneka banyak mukjizat bagi kita. Bukankah kejadian, kelahiran dan keberadaan kita di dunia ini adalah mukjizat? Bagaimana tidak, kita yang semula hanya berupa satu sel telur dan satu sperma yang sangat kecil, hari demi hari terus tumbuh dan berkembang sampai seperti sekarang ini. Tubuh kita dengan segala organ-organnya dibentuk dan disusun sedemikian rupa sehingga sungguh harmonis dan masing-masing berfungsi dengan semestinya. Siang dan malam silih berganti secara teratur. Dan ... silakan ditambahkan sendiri. Intinya, Tuhan sunggh mahabaik dan sangat mengasihi kita. Kita tidak lagi membutuhkan tanda dari Tuhan karena Ia telah banyak sekali memberikan tanda yang menyatakan bahwa Ia sangat mengasihi kita. Yang penting adalah kita harus melatih kepekaan kita untuk mampu membaca dan menangkap setiap tanda kasih Tuhan, sekecil dan sesederhana apa pun. Maka, pertanyaannya bukan "Apakah Tuhan mencintai kita?" tetapi "Apakah kita menyadari bahwa Tuhan sungguh mencintai kita?" Kalau kita mampu menangkap tanda kasih Tuhan dalam hidup kita, kita pun akan mampu untuk menjadi tanda kasih-Nya bagi sesama, yakni dengan berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah?" (Mik 6:8) 

Doa: Tuhan, semoga kami semakin peka dalam menangkap dan memahami tanda-tanda kasih-Mu sehingga kami pun mampu menjadi tanda cinta-Mu bagi sesama, yakni dengan berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan-Mu. Amin.

Tidak ada komentar: