Jumat, 18 Juli 2014

Renungan Harian : Sabtu, 19 Juli 2014 (Hari Biasa Pekan XV)

Mik 2:1-5
Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14
Mat 12:14-21
Sekali peristiwa orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. Tetapi Yesus tahu maksud mereka, lalu menyingkir dari sana. 

Ketika tahu banyak orang Farisi bermaksud jahat tehadap-Nya, yakni ingin membunuh-Nya, Yesus memilih untuk pergi dan menyingkir. Padahal, Yesus juga mempunyai banyak pengikut untuk melawan mereka. Tampa melibatkan para pengikut-Nya pun, Yesus sebenarnya bisa melawan dan menghancurkan mereka. Lha wong roh jahat dan badai yang mengamuk di lautan saja bisa dengan mudah Ia kendalikan, apalagi hanya segerombolan orang-orang Farisi. Namun, Yesus memilih untuk tidak melakukan hal itu. Ia tidak mau melawan dan menggunakan kekerasan tetapi memilih jalan damai, yakni dengan cara menyingkir. Hal ini amat berbeda dengan realitas yang kadang/sering kita jumpai dalam masyarakat kita. Ketika merasa ada yang mengancam dan menantang, biasanya orang segera balik mengancam dan menantang. Ketika ada orang yang dirasa mencemarkan nama baiknya atau menista agamanya, orang buru-buru melawan dengan kekerasan. 

Dari sini kita diajak belajar beberapa hal. Pertama, belajar dari Yesus bagaimana menghadapi orang-orang yang bermaksud jahat, yaitu bukan dengan perlawanan dan kekerasan tetapi dengan jalan damai. Sebisa mungkin kita ajak berdialog tapi kalau tidak bisa ya menghindar atau menyingkir. Namun, yang lebih penting dari itu semua adalah kita mau mendoakan mereka (bdk. Mat5:44). Kedua, Kita harus selalu berusaha untuk menghindarkan diri dari pikiran dan keinginan-keinginan jahat karena dengan demikian Tuhan pun bisa jadi menyingkir dari kita. Tuhan memang datang untuk orang berdosa, tapi orang berdosa mau bertobat dan mau mendekati-Nya dengan maksud baik (bdk. Luk 5:32), bukan yang mau mendekatinya dengan maksud jahat seperti orang-orang Farisi tersebut. Ketiga, kalau orang yang berniat jahat dan mengganggap dirinya berkuasa disingkiri oleh Yesus, sebaliknya orang yang lemah dan mengandalkan Dia justru didekati-Nya, diberi-Nya kekuatan dan pertolongan. Sebab, "Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Kepada-Nyalah semua bangsa akan berharap.” (Mat 12:20-21).

Doa: Tuhan, "bebaskanlah kami dari segala yang jahat". Amin. -agawpr-

Tidak ada komentar: